Metode Penghitungan BEP ( Break Event Point )

Break even point umumnya dapat dihitung dengan tiga metode yaitu metode persamaan, metode margin kontribusi dan metode grafis. Ketiga metode tersebut pada dasarnya adalah pendekatan yang mempunyai hasil akhir sama, akan tetapi ketiga metode tersebut memiliki perbedaan pada bentuk dan variasi dari persamaan laporan laba rugi kontribusi.

a. Metode Persamaan 

Metode Persamaan (equation method) adalah metode yang berdasarkan pada pendekatan laporan laba rugi. Penentuan break even atau impas dengan teknik persamaan dilakukan dengan mendasarkan pada persamaan pendapatan sama dengan biaya ditambah laba.

Laba dihitung dengan rumus berikut:

Rumus Laba BEP Metode Persamaan
Rumus Laba BEP Metode Persamaan

Keterangan: 
y = laba
c = harga jual persatuan

x = jumlah produk yang dijual
b = biaya variabel persatuan
a = biaya tetap

Adapun rumus Break Even Point (BEP) dengan metode persamaan adalah sebagai berikut:

Rumus BEP Metode Persamaan dalam Rupiah
Rumus BEP Metode Persamaan dalam Rupiah
Rumus BEP Metode Persamaan dalam Unit
Rumus BEP Metode Persamaan dalam Unit

b. Metode Margin Kontribusi Unit 

Metode Kontribusi Unit merupakan variasi metode persamaan. Setiap unit atau satuan produk yang terjual akan menghasilkan jumlah margin kontribusi tertentu yang akan menutup biaya tetap. Metode kontribusi unit adalah metode jalan pintas dimana harus diketahui nilai margin kontribusi (Simamora, 2012:171).

Margin Kontribusi adalah hasil pengurangan pendapatan dari penjualan dengan biaya variabel. Untuk mencari titik Impas atau Break Even Point (BEP) rumusnya adalah sebagai berikut:

Rumus BEP Metode Kontribusi dalam Rupiah
Rumus BEP Metode Kontribusi dalam Rupiah
Rumus BEP Metode Kontribusi dalam Unit
Rumus BEP Metode Kontribusi dalam Unit

c. Metode Grafis 

Menurut Simamora (2012:173) Grafis titik impas (BEP) mempunyai beberapa hal penting yaitu selama harga jual melebihi biaya variabel (margin kontribusinnya positif), maka penjualan yang lebih banyak akan menguntungkan perusahaan, baik dengan meningkatkan laba ataupun mengurangi kerugian.

Grafik biaya-volume-laba (cost volume profit graph) menggambarkan hubungan antara biaya, volume dan laba. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih terperinci perlu dibuat grafik dengan dua garis terpisah, yaitu garis total pendapatan dan garis total biaya (Hansen dan Mowen, 2011:21).

Pembuatan garis dilakukan dengan rumus sebagai berikut:

Rumus BEP Metode Grafis
Rumus BEP Metode Grafis

Analisis titik impas atau break even point (BEP) dengan metode grafis digambarkan dalam kurva seperti gambar di bawah ini:

Grafik atau Kurva Titik Impas - Break Even Point (BEP)
Grafik atau Kurva Titik Impas - Break Even Point (BEP)

Keterangan:

  1. Sumbu datar (sumbu x) menyatakan volume penjualan yang dapat dinyatakan dalam satuan kuantitas atau rupiah pendapatan penjualan. 
  2. Sumbu tegak (sumbu y) menyatakan pendapatan penjualan dan biaya dalam rupiah.
  3. Impas (BEP) adalah terletak pada perpotongan garis pendapatan penjualan dengan garis biaya. Bila dari titik perpotongan tersebut ditarik garis tegak ke sumbu x, akan diketahui pencapaian impas berdasarkan volume penjualan. Jika dari titik impas ditarik garis tegak lurus ke sumbu y, akan diketahui pencapaian impas berdasarkan pendapatan penjualan. 
  4. Daerah sebelah kiri titik impas, yaitu bidang diantara garis total biaya dengan garis pendapatan penjualan merupakan daerah rugi, karena pendapatan penjualan lebih rendah dari total biaya. Sedangkan daerah di sebelah kanan titik impas yaitu, bidang diantara garis pendapatan penjualan dengan garis total biaya merupakan daerah laba, karena pendapatan penjualan lebih tinggi dari total biaya.
Absen Sesuai Kelas dan Mapel Masing-masing, Untuk Mengisi Absen Online Di Sini

Daftar Pustaka

  • Garrison. 2006. Akuntansi Manajerial. Jakarta: Salemba Empat.
  • Soemarso. 2005. Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta: SalembaEmpat.
  • Subramanyam, KR dan John, J. Wild. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
  • Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.
  • Bustami dan Nurlela. 2006. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Graha Ilmu.
  • Prawirosentono, Suyadi. 2001. Manajemen Operasi, analisis dan studi kasus. Jakarta: Bumi aksara.
  • Simamora, Henry. 2012. Akuntansi Manajemen. Jakarta: Star Gate Publisher.
  • Hansen dan Mowen. 2011. Akuntansi Manajerial. Jakarta: Salemba Empat.

Posting Komentar